Sabtu, 15 Januari 2011

Asisten Apotekernya Tenaga Teknis Kefarmasian

Asisten Apotekernya Tenaga Teknis Kefarmasian

iklan 336x280 iklan link responsive
iklan 336x280 iklan link responsive

Baca Juga

Asisten Apoteker-nya Tenaga Teknis Kefarmasian



Selama ini saya menyuguhkan tokoh-tokoh Asisten Apoteker yang telah berhasil berkaya untuk negeri yang kita cintai ini, namun kesemua tokoh tersebut berbakti melalui profesi baru mereka. Riwayat hidupnya memang menunjukkan mereka adalah lulusan dari pendidikan tenaga menengah farmasi, tetapi setelah itu mereka ada yang melanjutkan pendidikan profesi lain ataupun bekerja dibidang lainnya. Nah adakah Asisten Apoteker yang benar-benar berkarya dan berbakti melalui profesinya sendiri, atau yang sekarang disebut Tenaga Teknis Kefarmasian, tidak hanya memberikan pelayanan informasi obat, tetapi membuat obat itu sendiri.

Fachrul Lutfi, itulah namanya. Seorang AA yang bekerja di perusahaan farmasi dari tahun 1990-2003 di Pontianak, dengan tugas sehari-harinya meracik obat herbal sesuai dengan pesanan dari resep dokter. Tenaga Teknis Kefarmasian inilah yang menemukan formulasi obat anti virus dengue dari jenis obat tradisional yang dapat membunuh virus penyebab demam berdarah dengue (DBD). Penemuan tersebut diawali ketika pada tahun 2006 anah salah seorang sahabatnya divonis dokter menderita penyakit DBD, kemudian berbekal pengalaman sebagai peracik obat herbal, ia pun meracik dua jenis obat tradisional asli Indonesia dan dari luar. Alhasil setelah anak tersebut meminumnya, suhu tubuhnya yang semula tinggi menjadi turun dan dinyatakan sembuh oleh dokter yang menanganinya.
Walaupun dokternya telah menyatakan sembuh, tetap saja untuk lebih meyakinkan dialkukanlah uji laboratorium, dan ternyata hasilnya pun menunjukkan anak tersebut negatif dari infeksi virus dengue. Sejak saat itulah sang Asisten Apoteker, Fachrul mensosialisasikan Formav-D untuk membantu orang disekitarnya guna penyembuhan dari Penyakit DBD. Telah banyak jiwa yang tertolong berkat penemuan Tenaga Teknis Kefarmasian kita ini, bahkan setelah Forma-D diberikan kepada dr Herni yang dinyatakan positif DBD oleh dokter yang merawatnya mengindikasikan kembuhan atas penyakit DBD ini. Sebelumnya dr. Herni sendiri dikenalkan oleh mantan Kepala DInas Kesehatan Pontianak, dr Lily Saidah yang juga pernah terkena DBD terlebih dahulu.


Untuk menghindari aksi-aksi plagiat baik dari dalam negeri maupun dari luar seperti yang pernah dilakukan oleh Malaysia, Fachrul berharap pemerintah daerah dan pusat merespon penemuannya. Hal ini juga disebabkan karena selama ini belum ditemakan obat yang manjur dan hanya berfungsi untuk menambah daya tahan tubuh pasien selama masa inkubasi DBD saja, bukan membunuh virus dengue seperti yang dilakukan oleh Formav-D.  Kelebihan lainnya dari penemuan Asisten Apoteker ini ialah seperti halnya obat herbal lainnya, Forma-D kecil kemungkinan ada efek samping. Kalaupun kurang atau kelebihan dosis, hanya akan menyebabkan penyakit tidak langsung sembuh.


Persatuan Ahli Farmasi sebagai organisasi profesi yang bersifat kekaryaan dan pengabdian, tentunya bangga dengan Tenaga Teknis Kefarmasian yang satu ini. Kebanggaan ini karena sesuai dengan salah satu fungsi PAFI itu sendiri yaitu berusaha memenuhi kebutuhan masyarakat untuk hidup sejahtera dan sehat dengan memajukan usaha-usaha produksi, distribusi dan riset farmasi termasuk obat-obat asli Indonesia. Karena itu rekan-rekan Asisten Apoteker setanah air, siapa lagi diantara kalian yang dapat berbakti dan bekarya kepada negeri yang kita cintai ini tentunya dengan profesi kalian sebagai Tenaga Teknis Kefarmasian. Jangan hanya bisa menunjuk pengurus pafi tuk maju, karena rekan-rekan anggotalah  yang merupakan kekuatan dari PAFI itu sendiri. Mari mandiri menjadi AA/ TTK enterpreuner dengan memajukan Toko Obat Berijin.
iklan 336x280 iklan link responsive (adsbygoogle = window.adsbygoogle || []).push({});

Related Posts

Asisten Apotekernya Tenaga Teknis Kefarmasian
4/ 5
Oleh

Silahkan berikan komentar ya teman-teman