Tampilkan postingan dengan label TTK. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label TTK. Tampilkan semua postingan

Kamis, 06 Januari 2011

Sekolahku Sayang, TTK-nya Malang..

Sekolahku Sayang, TTK-nya Malang..

Sekolahku Sayang, TTK-nya Malang..

Siapasih yang ngga bangga dengan almamaternya! Kebanyakan rekan-rekan dengan bangga menulis di FB, pendidikan dari sekolah farmasi tertentu. Tapi sekian banyak kita yang beruntung ini, adakah yang merasa malu atau minimal tidak tahu bahwa sekolah yang kita sayangi itu telah memberikan kemalangan bagi setiap AA/ TTK yang diluluskannya? Kemalangan apa? Ada apa dengan sekolahku?


Ide tentang tulisan ini sudah lama saya dapat, karena seperti di daerah saya ,didaerah rekan-rekan tentu telah banyak berdiri sekolah, akademi ataupun fakultas yang pada intinya bertujuan untuk mendidik para calon Tenaga Teknis Kefarmasian. Namun saya tunda menulisnya untuk lebih mencari tahu kebenarannya. Tapi tampaknya sudah ada yang mulai gregetan (sherina mode on) dan mulai mempertanyakannya. Lagipula saya baru mendapat teguran nih untuk kembali berkarya. Sebelum saya tulis lebih lanjut, mungkin komentar tiga orang teman kita berikut dapat menjadi gambaran mengenai permasalahan yang saya bahas disini. Gambar pertama ialah pertanyaan di FB PAFI Samarinda, menanyakan apakah memenuhi standar kurikulum depkes. Sedangkan gambar yang kedua ialah dari forum diskusi FB PAFI Kebumen, mendiskusikan tentang bagaimana seharusnya pendidikan seorang Asisten Apoteker (AA) atau Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK).




Dari pernyataan rekan-rekan tersebut diatas, tampaklah kalau pendidikan AA/ TTK sekarang menimbulkan keragu-raguan. Keraguan rekan-rekan sekalian memanglah sangat beralasan, karena kita dapat melihat hasil didikan sekolah tertentu ketika ada yang magang ataupun pegawai baru ditempat kita bekerja. Ada yang memberikan feedback positif dan sebaliknya. Namun pada umumnya penilaian ini tidak ditujukan secara murni kepada AA/ TTK bersangkutan, melainkan kepada sekolah yang mendidik mereka. Apalagi bila kita telah sekian kali bersama dengan beberapa lulusan dari sekolah yang sama.


Kok bisa gitu ya, bukannya seharusnya sekolah yang mendidik AA/ TTK itu memberikan semua materi & praktikum yang sama? Seharusnya sih begitu. Trus kenapa sekolah-sekolah yang bandel tidak ditindak? Tentunya pertanyaan selanjutnya, siapakah yang seharusnya menindak?


Untuk pertanyaan pertama, mengapa berbeda-beda? Ya, seperti halnya tingkat akreditasi yang bertingkat tingkat. Maka wajar ada perbedaan antara satu sekolah AA/ TTK dan linnya. Tapi tentu ada batasan minimalnya sebuah sekolah  mendidik AA/ TTK agar kelak  bisa melakukan pekerjaan kefarmasian dengan baik.


Pertanyaan mengapa dan siapa yang seharusnya menindak adalah saling berkaitan. Siapa yang berhak menindak ialah Departemen Pendidikan dan Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan (PUSDIKNAKES). Dinas pendidikan mempunyai wewenang melalui, DIKTI untuk pendidikan tinggi dan Direktoran Pembinaan SMK apabila setingkat SMA. Sedangkan PUSDIKNAKES ialah sebagai lembaga yang berperan dalam menjaga mutu pendidikan tenaga kesehatan yang ada, terutama mutu lulusannya, sesuai dengan salah satu fungsi  yaitu merencanakan kebijakan dan penyiapan bahan perumusan kebijakan kendali mutu diknakes.


Sekarang kita sudah tahu, siapa yang berwenang untuk menindak lanjuti segala permasalahan d seklah yang mendidik AA/ TTK. Namun apakah lembaga-lembaga itu bisa mengontrol semua sekolah, yang bisa dibilang “datang tak dijemput, pulang tak diantar”? Tentu tidak bukan. Terus solusinya bagaimana? Ya, seperti yang sering saya bilang. Mulailah dari anda sendiri. Apa yang bisa kita lakukan? Nah, sekarang kan jaman sudah modern. Komunikasi sudah mudah. Salah satunya dengan media internet ini. Bagaimana caranya? Perhatikan sekitar kita, apakah menemukan sekolah AA/ TTK yang tidak jelas atau anda ragukan statusnya. Setelah anda temukan, surfing ke http://www.dikti.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=632&Itemid=257 untuk pendidikan tinggi, atau ke http://www.ditpsmk.net rel="nofollow" bila smk farmasi (lihat bagian data pokok smk). Jangan lupa cek juga statusnya di http://www.pusdiknakes.or.id/?show=data/penyebaran . Ingat harus sebagai sekolah terdaftar di salah satu dari DIKTI atau DITPSMK, dan harus terdaftar sebagai pendidik tenaga kesehatan di PUSDIKNAKES. Bila tidak terdaftar sebagai sekolah di Departemen pendidikan dan PUSDIKNAKES! Segera laporkan melalui emai/ buku tamu di website masing-masing.


Demikian tulisan saya, semoga bisa menjadikan kita sebagi orang yang bisa berbuat sesuatu untuk Negara yang kita cintai ini, khususnya demi keprofesionalismean AA/ TTK. Dengan begitu kita tidak hanya bisa mencemoh ketika mendengar atau melihat keburukan didepan mata kita. Keep Dreaming With Action..


NB: Tidak lupa bagi rekan-rekan yang ingin memberikan kritik, saran ataupun pertanyaan, silahkan gunakan media komunikasi yang ada. Bisa lewat FB (tulis diding saya, kirim pesan, kirim diforum, dlll), kirim lewat email (sekretariat{at}farmasi-samarinda.co.cc), ataupun kirim di komentar artikel ini.

Minggu, 26 Desember 2010

Organisasi TTK

Organisasi TTK

Organisasi Tenaga Teknis Kefarmasian



Beberapa waktu ini saya menulis bagaimana keadaan Tenaga Teknis Kefarmasian (TTK) dinegara lain, terutama negara USA yang katanya bersistem liberalis dan malaysia yang merupakan negara tetangga kita. Alasan saya menulis, artikel-artikel tersebut ialah karena kebiasaan masyarakat kita yang masih suka membandingkan dengan yang lain, terutama yang lebih baik. Karena itu sekarang saya juga akan menulis tentang organisasi yang mengayomi Tenaga Teknis Kefarmasian di Amerika.

Terdapat tiga organisasi yang berfokud pada Tenaga Teknis Kefarmasian di Amerika, yaitu:
  • National Pharmacy Technician Association (NPTA)
  • American Association of Pharmacy Technician (AAPT)
  • Pharmacy Technician Educators Council (PTEC)
Wah, kok bisa ya sampai ada tiga organisasi yang bergelut di dunia TTK. Apa terjadi perpecahan diantara para TTK USA, sehingga ada tiga organisasi? Untuk menjawabnya, mari kita ikuti mulai dari sejarahnya.

Sejarah

 American Association of Pharmacy Technician (AAPT), didirikan pada tahun 1979. Kemudian pada Agustus 1989 terjadi The 1st Pharmacy Technician Educators Conference, di Columbia (SC). Oleh Don Ballington  Konferensi pertama ini diselenggarakan sebagai jaringan / informasi berbagi pengalaman untuk TTK pendidik. Pertemuan kedua konferensi tersebut, ditempat yang sama dan oleh orang yang sama pada Agustus 1990, terjadi peningkatan kehadiran dan ide dari sebuah organisasi yang didedikasikan untuk kepentingan dan keprihatinan pendidik TTK pun dibahas.  Nah, pada Agustus 1991 pada acara konferensi ketiga di Charleston (SC), lahirlah Dewan Pendidik TTK (PTEC). Yang untuk pertama kali dipilih Don Ballington sebagai presiden, dengan Larry Nesmith sebagai wakil presiden. Dan yang terakhir ialah National Pharmacy Technician Association (NPTA), yang didirikan di Houston (Texas) pada Pebruari 1999.

Kewenangan


Tentunya keberadaan tiga organisasi tersebut bukan karena perpecahan diantara para Tenaga Teknis Kefarmasian mereka, namun untuk membagi kewenangan yang sangat berat pertanggungjawabannya apabila hanya dipikul oleh satu organisasi saja. Dari nama masing-masing organisasi tersebut mungkin anda bisa menebak, fungsi dan tugas mereka. AAPT yang merupakan pioner organisasi AAPT merupakan organisasi yang sekarang tujuan utamanya untuk mendistribusikan dan sekaligus memberikan pelatihan-pelatihan secara langsung di tempat-tempat pekerjaan kefarmasian dilakukan. Tentu organisasi ini penting, agar para lulusan TTK yang telah bersertifikat tidak perlu repot untuk mencari tempat untuk bekerja/ magang. Yah, bisa dibilang AAPT merupakan organsasi pekerja TTK.


PTEC, yah apalagi kalo bukan bertujuan untuk menciptakan tenaga pendidik TTK yang berkompeten. Sebagai bukti keseriusan mereka, tidak perlu berlama-lama pada agustus 1992 mereka mengadakan pertemua pertama yang berfokus pada kurikulum program Tenaga Teknis Kefarmasian, bahan pendidikan dan teknik pengajaran. Bahkan PTEC pada waktu itu telah memilih jurnal farmasi teknology sebagai jurnal resmi. Terakhir, NPTA merupakan organisasi yang berfokus pada sertifikasi  dan bantuan hukumTenaga Teknis Kefarmasian. Walau terakhir lahir, tapi NPTA adalah organisasi profesional terbesar didunia yang didirikan secara khusus untuk TTK. Setidaknya begitu yang mereka klaim dalam website mereka, http://www.pharmacytechnician.org

Bukti Kekeluargaan



Salah satu bukti keharmonisan ketiga organisasi tersebut ialah pada hari buruh (9-6-04) di New Orleans, mereka menandatangani pernyataan resmi kesatuan atau bahasa kutainya Statement of Unity. Yang bunyinya:


"As a historic event, selective key leaders of AAPT, NPTA and PTEC met for the first time to establish a united voice for pharmacy technicians.
We respect the history and culture of our respective organizations.
We commit to proactively work together to address technician issues, such as member’s needs, education (both initial and continuing), roles and responsibilities, certification, regulations and their impact on patient care.
We plan to continue our association together on an international, as well as domestic, scope in the united belief in the value of pharmacy technicians in the practice of pharmacy."


This article was signed by:
Susan Jeffrey,CPhT - President of AAPT
Mike Johnston, CPhT - Executive Director of NPTA
Robin Luke, CPhT - Vice-President of NPTA
Jeanie Barkett, RPh - President of PTEC



Yang pada intinya, sebagai peristiwa bersejarah para pemimpin kunci selektif AAPT, NPTA dan PTEC bertemu untuk pertama kallinya untuk membentuk suara bersatu untuk Tenaga Teknis Kefarmasian. Saling menghormati sejarah dan budaya organisasi masing-masing. Berkomitmen untuk secara proaktif bekerja sama untuk megatasi masalah TTK, seperti kebutuhan anggota, pendidik (baik awal dan berkesinambungan), peran dan tanggung jawab, sertifikasi, peraturan dan dampaknya terhadap perawatan pasien. Mereka juga berencana untuk melanjutkan hubungan bersama di Internasional maupun domestik, saling mempercayai dalam kesatuan dan nilai Tenaga Teknis Kefarmasian dalam praktek kefarmasian.


Kesimpulannya, ya mudah-mudahan organisasi kita Persatuan Ahli Farmasi Indonesia (PAFI) dapat berkembang dan jangan hanya terbawa arus, agar kita dapat mengikuti jejak organisasi-organisasi tersebut bahkan agar dapat lebih baik dari mereka. Jadikan pula keadaaan pembantu farmasi di malaysia sebagai pembelajaran. Kepada rekan-rekan TTK, jangan hanya menumpukkan beban tugas kepundak PAFI saja. Mari berikan yang terbaik bagi PAFI, jangan tanya apa yang PAFI berikan untuk kita. Salam PAFI..